BAB 1
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
SKENARIO 1
Tn’T’
seorang nelayan berumur 49 tahun mengeluhkan penglihatan kabur sejak tiga tahun
yang lalu.dari anamnesa di ketahui pak Tara telah pakai kacamata dan sudah
sering di ganti ,tetapi satu bulan
terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.dokter yang memeriksa mata pak
tara menemukan bahwa visus mta kanan counting vinger,pada jarak 3 meter dan
mata kiri hanya bisa melihat lambaian tangan saja,refleks pupil normal ,pada
pemeriksaan tekanan intra okuler kedua mata dengan tonometer didapatkan dalam
batas normal.
A.
KLARIFIKASI
KATA-KATA KUNCI
1. Nama
: Tn” T “
2. Umur : 49 tahun
3. Visus
4. Counting
finger
5. Refleks
pupil
6. Tekanan
intra okuler
7. Tonometer
B.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
PENTING
1. Apakah
faktor usia dapat mempengaruhi penglihatan?
2. Jelaskan
penyebab penglihatan kabur dan cara mengatasinya ?
3. Penyakit
apa yang menyebabkan penglihatan kabur :
§ Defenisi
dalam penyakit tersebut
§ Etiologi
§ Tanda
dan gejalah
§ Patofisiologi
§ Klsifikasi
§ Komplikasi
§ Pencegahan
§ Penatalaksanaan
4. Apa
yang di maksud dengan visus ,TIO,refleks pupil
Klasifikasi data :
ü Vos
: counting finger pada jarak 3 meter
ü Vod
: lambaian tangan pada jarak 3 meter
-
Refleks pupil normal
-
TIO : Kedua mata normal
5. Penyakit
apa yang di derita oleh Tn “ T “ dari
data di atas :
§ Penegrtian
dari penyakit tersebut :
§ Etiologi
§ Tanda
dan gejalah
§ Patofisiologi
§ Klasifikasi
§ Komplikasi
§ Pencegahan
§ Penatalaksanaan
6. Diagnosa
medis
7. ASKEP
Tn “ T “
8.
C.
JAWABAN-JAWABAN
PENTING
1. Apakah
faktor usia dapat dapat mempengaruhi penglihatan ?
Jawab :
ya’sebab,Dengan
bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan
elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan
menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu pada jarak
dekat, demikian pula penglihatan jauh.
2.
Jelaskan penyebab
penglihatan kabur dan cara mengatasinya ?
Jawab :
penyebab penglihatan
kabur yaitu katarak,katarak juga merupakan penyebab utama berkurangnya
penglihatan.katarak biasanya mengenai kedua mata dengan ketebalan kekeruhan
tidak selalu sama.bila katarak terjadi pada bagian tepi lensa maka tajam
penglihatan tidak akan mengalami perubahan,akan tetapi bila letak kekeruhan di
tengah lensa maka penglihatan tidak akan menjadi jernih.bila telah terbentuk
katarak yang menutupi pupil telah sedemikian keruh dan tidak bening akan dapat
mengganggu penyaluran sinar masuk selaput jala lebih nyata.katarak akan
menghalangi sinar masuk ke dalam,sehingga terjadi penurunan tajam
penglihatan.membaca diwaktu malam hari penglihatan akan silau terhadap sinar
yang datang.( prof.dr.sidarta ilyas.DSM “ KATARAK “ hal.7-11)
Cara
mengatasinya :
Perubahan kacamata
dengan penambahan kekuatan atau dengan memakai kaca pembesar dapat mengatasi
sementara penglihatan yang berkurang akibat katarak.pembedahan dengan
membersihkan atau mengangkat lensa yang keruh (katarak)dan mengganti dengan
lensa pangganti merupakan tindakan pengobatan terhadap katarak.(prof.dr.sidarta
ilyas.DSM”KATARAK” hal.19)
3. Penyakit
apa yang meneybabkan penglihatan kabur ?
Jawab :
a)
Miopia
Ø
Pengertian
Pada miopia panjang
bola mata anteroposterior dapat terlalu
besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.pasien dengan miopia
akan menyatakan melihat jelas bila dekat,malahan melihatan terlalu
dekat.sedangkan melihat jauh kabur atau di sebut pasien adalah rabun jauh.
Ø
Etiologi
Etiologi
miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain :
ü Genetika
(Herediter)
Penelitian
genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang biasanya bersifat
poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian pada pasangan
kembar monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari pasangan kembar ini
menderita miopia, terdapat risiko sebesar 74 % pada pasangannya untuk menderita
miopia juga dengan perbedaan kekuatan lensa di bawah 0,5 D.
ü Nutrisi
Nutrisi
diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi. Penelitian di
Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang berat terdapat
prevalensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang
tinggi.
ü Tekanan
Intraokuler
Peningkatan
tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga dapat menyebabkan
jaringan sklera teregang. Hal ini ditunjang oleh penelitian pada monyet, yang
mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di bawah. Pada monyet-monyet
tersebut ternyata timbul miopia.
Ø Tanda dan
Gejala
Gejala-gejala
dari miopia adalah penglihatan yang buram jika melihat jauh. Banyak penderita,
terutama anak-anak yang tidak sadar akan kelainannya. Kelainan tersebut baru
terdeteksi ketika sekolah mengadakan pemeriksaan mata. Keluhan lain yang sering
dirasakan adalah mata lelah (astenopia). Namun keluhan sakit kepala lebih jarang
dibandingkan dengan hipermetropia. Penderita miopia juga sering memicingkan
matanya agar penglihatannya lebih jelas. Mekanismenya serupa dengan mekanisme Pin
Hole Test yaitu mengurangi aberasi cahaya yang terjadi. Seseorang dengan
miopia juga selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang akan dilihatnya.
Penderita miopia biasanya senang membaca, apakah hal ini disebabkan kemudahan
untuk membaca dekat, belum diketahui dengan pasti
Ø klasifikasi
miopia :
ü Miopia
refraktif : bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi
pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan
lebih kuat.sama dengan miopia bias atau miopia indeks,miopia yang terjadi
akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.
ü Miopia
aksial : miopia akibat panjangnya sumbu bola mata,dengan kelengkungan kornea
dan lensa yang normal.
Menurut derajat
beratnya miopia di bagi dalam :
a. Miopia
ringan,dimana miopia kecil daripada 1-3 doptri
b. Miopia
sedang dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri
c. Miopia
berat atau tinggi,dimana miopia lebih besar dari 6 doptri
Menurut perjalanan
miopia dikenal bentuk :
a. Miopia
stasioner,miopia yang menetap setelah dewasa
b. Miopia
progresif,miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah
panjangnya bola mata
c. Miopia
maligna,miopia yang berjalan progresif,yang dapat mengakibatkan ablasi retina
dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisosa = miopia maligna = miopia
degeratif.miopia degeratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari
6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata
sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil di
sertai dengan atrofi koritotina.Atrofi retina berjalan kemudian kemudian
setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran bruch
yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina
Ø Pengobatan
Pengobatan pasien dengan miopia adalah
dengan memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal,sebagai contoh bila pasien di koreksi dengan -3.0
memberikan tajam penglihatan 6/6,dan demikian juga bila di beri S-3.25,maka
sebaiknya di berikan lensa koreksi – 3.0 agar untuk memberikan istirahat mata
dengan baik sesudah dikoreksi
b)
Hipermetropia
Ø Pengertian
Hipermetropia atau
rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar
sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang
retina.pada hipermetroipia sinar sejajar di fokuskan di belakang makula
tutea.pasien dengan hipermetropia sering di sebut sebagai pasien rabun
dekat.pasien dengan hipertmetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya
lelah akut dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk meihat atau
memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula.
Ø Etiologi
1.
Hipermetropia sumbu
atau hepertmetropia aksial merupakan refraksi akibat bola mata pendek,atau
sumbu anteroposterior yang pendek.
2.
Hipermetropia kurvatur,dimana
kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang
retina
3.
Hepermetropia
refraktif,dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata.
Ø Gejalah
Gejalah yang di temukan
pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur,sakit
kepala,silau,dan kadang rasa juling atau lihat ganda. hilang jika
kerjaan itu dihindari.Mata dan kelopak mata bisa menjadi merah dan bengkak
secara kronis, Mata terasa berat bila ingin mulai membaca, dan biasanya
tertidur beberapa saat setelah mulai membaca walaupun tidak lelah. Bisa terjadi
ambliopia
Ø Klasifikasi
§ Hipermetropia
manifes
Ialah hipermetropia yang dapat
dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan
normal
§ Hipermetropia
absolut
Dimana kelainan refraksi tidak
diimbangi dengan akomondasi dan memrlukan kacamata positif untuk melihat jauh.
§ Hipermetropia
fakultif
Dimana kelainan hipermetropia dapat
diimbangi dengan akomondasi ataupun dengan kaca mata positif,pasien yang hanya
mempunyai hipermetropia fakultif akan melihat norma tanpa kacamata yang bila di
berikan kacamata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot
akomodasinya akan mendapatkan istirahat.hipermetropia manifes yang masih
memakai tenaga akomondasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.
§ Hipermetropia
laten
Dmana kelainan hepermetropia tanpa
sikloplegia (atau dengan obat yang melemahkan akomondasi) diimbangi seluruhnya
dengan akomondasi.hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan
sikloplegia.makin mudah makin besar komponen hipermetropia laten
seseorang.makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomondasi sehingga
hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi
hipermetropia absolut.hipermetropia laten sehari-hari diatas pasien dengan
akomondasi terus-menerus,terutama bila pasien maih muda dan daya akomondasinya
masih kuat
§ Hipermetropia
total
Hipermetropia yang ukurannya di
dapatkan sesudah diberikan sikloplegia.
Contoh
pasien hipermetropia :
-
Pasien usia 25
tahun,dengan tajam penglihatan 6/20
-
Dikoreksi dengan
sferis+2.00 6/6
-
Dikoreksi dengan
sferis + 2.50 6/6
-
Dikoreksi dengan
sikloplegia,sferis + 5.00 6/6
Maka
pasien ini mempunyai :
-
Hipermetropia absolut
sferis + 2.00
-
Hipermetropia manifes sferis
+ 2.50
-
Hipermetropia
fakultatif sferis (+2.50)-(+2.00)=+0.50
-
Hipermetropia laten
sferis + 5.00 –(+2.50)=+2.50
Ø Komplikasi
-
Strabismus
-
Mengurangi kualitas
hidup
-
Kelelahan mata dan sakit kepala
Ø Pengobatan
Pengobatan hipermetropia adalah di berikan
koreksi hipermetropia manifes dimana tanpa siklopegia di dapatkan ukuran lensa
positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (6/6).bila terdapat
juling atau esotropia diberikan kacamata koreksi hipemetropia total.bila
terdapat tanda atau bakat juling keluar(eksoforia)maka diberikan kacamata
koresi positif kurang.
Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya
diberikan kacamata steris positif terkuat atau lensa positif terbesaryang masih
memberikan tajam penglihatan maksimal.bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan
+3.25 memberikan ketajaman penglihatan 6/6,maka diberikan kacamata +3.25.hal
ini untuk memberikan istirahat pada mata.
c) Afaksia
§ Pengertian
Afaksia adalah suatu keadaan dimana mata
tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia
tinggi.karena pasien memerlukan pemakaian lensa tebal.
-
Benda yang dilihat
menjadi lebih besar 25% d banding normal
-
Terdapat efek prisma
lensa tebal,sehingga benda terlihat seperti melengkung.
-
Pada penglihatan
terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in the
box,dimana bagian yang jelas terlihatn hanya pada sentral,sedang penglihatan
tepi kabur
§ Tanda
dan gejalah
Adapun
tanda dan gejalah tersebut adalah :
-
Benda yang dilihat
menjadi lebih besar 25% d banding normal
-
Terdapat efek prisma
lensa tebal,sehingga benda terliha
t seperti
melengkung.
-
Pada penglihatan
terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in the
box,dimana bagian yang jelas terlihatn hanya pada sentral,sedang penglihatan
tepi kabur.
§ Pengobatan
Pengobatan
dengan pasien afaksia harus di berikan :
-
Pusat lensa yang di
pakai letaknya tepat pada tempatnya
-
Jarak lensa dengan mata
cocok untuk pemakain lensa afaksia
-
Bagian tepi lensa tidak
menggangu lapang pandangan
-
Kacamata tidak terlalu berat.
d) Astigmatisme
ü Pengertian
Terminologi
astigmatisme berasal dari Bahasa Yunani yang bermaksud tanpa satu titik.dimana
astimatisme yaitu berkas sinar tidak di fokuskan pada satu titik dengan tajam
pada retina akan tetapi pada 2 garis api yang saling tegak lurus yang terjadi
akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.pada mata dengan astigmatisme
lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea.lebih panjang daripada jari-jari
meridian yang tegak lurus padanya.
ü Etiologi
Mata mempunyai 2 bagian untuk memfokuskan
bayangan – kornea dan lensa. Pada mata yang bentuknya sempurna, setiap elemen
untuk memfokus mempunyai kurvatura yang rata seperti permukaan bola karet.
Kornea atau lensa dengan permukaan demikian merefraksikan semua sinar yang
masuk dengan cara yang sama dan menghasilkan bayangan yang tajam terfokus pada
retina. 24
jika permukaan kornea
atau lensa tidak rata, sinar tidak direfraksikan dengan cara yang sama dan
menghasilkan bayangan-bayangan kabur yang tidak terfokus pada retina.
Astigmatisme bisa
terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain, termasuk:
a.
Miopia. Ini terjadi bila
kurvatura kornea terlalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang dari
normal. Bayangan terfokus di depan retina dan menyebabkan objek dari jauh terlihat
kabur.
b.
Hiperopia. Ini terjadi jika
kurvatura kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari normal.
Bayangan terfokus di belakang retina dan menyebabkan objek dekat terlihat
kabur. Biasanya astigmatisme terjadi sejak lahir.Astigmatisme dipercayai
diturunkan dengan cara autosomal dominan. Astigmatisme juga bisa terjadi
setelah trauma atau jaringan parut pada kornea, penyakit mata yang termasuk
tumor pada kelopak mata, insisi pada kornea atau karena faktor perkembangan.
Astigmatisme tidak menjadi lebih parah dengan membaca di tempat yang kurang
pencahayaan, duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau menjadi juling.
Jika distorsi terjadi pada kornea,
disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi terjadi pada lensa,
disebut astigmatisme lentikular.
Astigmatisme juga bisa terjadi
karena traksi pada bola mata oleh otot-otot mata eksternal yang merubah bentuk
sklera menjadi bentuk astigma, perubahan indeks refraksi pada vitreous, dan
permukaan yang tidak rata pada retina
4.
Apa yang di maksud
dengan visus,TIO, refleks pupil
Jawab :
1)
Visus ( ketajaman
penglihatan) merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.
Interpretasi : Visus
normal : 6/6
x : jarak penderita dg
snellen
y : jarak,dimana org
normal dpt melihat
tulisan dlm snellen
2)
TIO ( tekanan intra
okuler ) adlah
3)
Refleks pupil( pupillary
reflex) adalah kontraksi pupil setelah aplikasi cahaya, suara keras atau
stimulus lainnya
5.
Penyakit apa yang di
derita oleh Tn”T”
Jawab : “ KATARAK”
1. DEFENISI
Katarak berasal dari bahasa yunani katarr hakies, dari inggris catarct dan latin cataratca yang berarti air terjun, dan dalam bahasa indonesia di
sebut bular dimna penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa mata yang keruh. (hal 204,ilmu
penyakit mata,prof.Dr.h.sidarta ilyas,spm)
Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di
proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan
secara bertahap (spinghouse co). (hal
128, asuhan keperawatan klien gangguan
mata, Ns indriana N.istiqma,Skp)
Katarak merupakan keadaan lensa mata keruh
yang biasanya bening dan transparan. Lensa yang terletak di belakang manik mata
bersifat membiaskan dan memfokuskan cahaya pada retina atau selaput jalah pada
bintik kuningnya. Bila lensa menjadi keruh atau katarak, cahaya tidak dapat
difokuskan pada bintik kuning dengan bak sehingga penglihatan menjadi kabur.
(hal 03, katarak, prof.Dr..sidarta
ilyas,spm).
2.
ETIOLOGI
Penyebab
utama katarak adalah proses penuaan.berbagai faktor dapat mengakibatkan
tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain dapat mempengaruhi kecepatan
berkembangnya kekeruhan lensa seperti : diabetes melitus, sinar ultraviolet B
dari cahaya matahari, dan radang menahun didalam bola mata. Penyakit infeksi
tertentu dan penyakit seperti diabetes melitus dapat mengakibatkan timbulnya
kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan
keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, bahan kimia dapat merusak
lensa mata dan keadaan ini disebut sebagai katarak
traumatik.
Katarak di temukan oleh beberapa faktor :
~
Fisik
~
Kimia
~
Penyakit predisposisi
~
Genetik dari gangguan
perkembangan
~
Infeksi virus dimana
pertumbuhan janin
~
Usia
Pasien
dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang
menurun secara progresif.kekeruhan lensa
ini mengakibatkan lensa tidak transparan,sehingga pupil akan berwarna putih dan
abu-abu pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam dan
tingkat.kekruhan ini juga dapat di temukan pada berbagai glokalisasi dilensa seperti korteks dan nukleus.
3.
TANDA
DAN GEJALAH
Ø Pandangan
mata yang kabur,surah atau seperti ada bayangan awan atau asap. Noda putih yang
semakin berkembang akan mengalami pandangan mata menjadi kabur.
Ø Sulit
melihat pada malam hari
Ø Sensitif
pada cahaya
Ø Terdapat
lingkaran cahaya saat memandang sinar
Ø Membutuhkan
cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
Ø Sering
meenggati kacamata atau lnsa ontak karna ketidaknyamanan tersebut.
Ø Warna
memudar atau cenderung menguning saat melihat
Ø Pandangan
ganda jika melihat dengan satu mata
4.
PATOFISIOLOGI
Lensa
berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting.katarak merupakan kondisi
penurunan pengambilan oksigen, penurunan air, peningktan kandungan kalsium dan
berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses
penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam
ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral
serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru di produksi di korteks,
serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama
menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan sering
bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan gangguan
metabolisme pada lensa mata.
Ganguan
metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam
lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang
diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Paa ganguan ini sinar yang masuk
melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini
mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak
menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak
diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan
menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna
(hal.135, ASKEP GANGGUAN MATA, Ns. Indriana N. Istiqma Skp.)
1.
KLASIFIKASI
Berdasarkan
usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :
§
Katarak kongenital
adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun
§
Katarak rubela
Rubela
pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus. Terdapat 2 bentuk
kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara atau
kekeruhan diluar nuklear yaitu kortes anterior, dan posterior.
§ Katarak
juvenil
Katarak yang lembek dan
terdapat pada orang mudah yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun
dan lebih dari 3 bulan dan merupakan lanjutan dari katarak kongenital
§
Katarak senil
Adalah
semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50
tahun
§ Katarak
komplikata
Adalah katarak akibat
penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina,
retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intraokular,iskemia okular,nekrosis
anterior segmen, buftalmos akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.
§ Katarak
diabetes
Adalah
katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes
§ Katarak
sekunder
Katarak
sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang
tertinggal.bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak
sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsular atau
sesudah suatu trauma yang memecah lensa.
(hal.205-214
ilmu penyakit mata, prof.dr. H sidarta ilyas. SPM)
2.
KOMPLIKASI
Adapun
komplikasi katarak yaitu :
Ø Terjadi
karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea sehingga
menimbulkan reaksi radang atau alergi.
Ø Glaukoma
terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga mengganggu aliran
mata bilik depan. ( HAL 130, ASKEP gangguan mata Ns.indriana N,Istiqomah S.kep)
3.
PENCEGAHAN
Adapun pencegahannya yaitu :
1. Mengontrol
penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang
mempercepat terbentuknya katarak.
2. Menggunakan
kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi
jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
3. Berhenti
merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.
4. Mengkonsumsi
buah-buahan yang banyak mengandung vit C, vit A dan vit E
5. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar
ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke
dalam mata.
6. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya
katarak
4.
PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
pengobatan untuk katarak adalah
pembedahan. Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan
baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih
baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang
lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah
menurun sedemikian rupa, sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari
atau bila telah menimbulkan penyulit seperti; glaukoma dan uveitis.
Komplikasi yang mungkin timbul akibat operasi adalah
glaukoma, ablasio retina, perdarahan vitreus, infeksi, atau pertumbuhan epitel
ke kamera okuli anterior.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu
dilakukan pembedahan.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1.
Pengangkatan
lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
a) Pembedahan ekstrakapsuler : lensa
diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga
mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang
suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
b) Pembedahan intrakapsuler : lensa
beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang
dilakukan.
2.
Penggantian
lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak
biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah
diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
OBAT UNTUK MENGHILANGKAN KATARAK
Walaupun telah berkembang berbagai tekhnologi bedah katarak sampai sekarang
belum di temukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet,salep,tetes mata,dan
gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak.
BAB
11
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS 1
Tn” T” Seorang nelayan berumur 49 tahun mengeluhkan penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa diketahui pak tara telah pakai kacamata dan sudah sering di ganti,tetapi satu bulan terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.Dokter yang memeriksa pak tara menemukan bahwa visus mata kanan counting finger pada jarak tiga meter dan mata kiri hanya bisa melihat lambaian tangan saja,refleks pupil normal,pada pemeriksaan tekanan itra okuler kedua mata dengan tonometer di dapatkan batas normal.
Tn” T” Seorang nelayan berumur 49 tahun mengeluhkan penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa diketahui pak tara telah pakai kacamata dan sudah sering di ganti,tetapi satu bulan terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.Dokter yang memeriksa pak tara menemukan bahwa visus mata kanan counting finger pada jarak tiga meter dan mata kiri hanya bisa melihat lambaian tangan saja,refleks pupil normal,pada pemeriksaan tekanan itra okuler kedua mata dengan tonometer di dapatkan batas normal.
I.
Pengkajian
Nama klien : Tn”T”
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : nelayan
II.
Riwayat
kesehatan
a)
Keluhan utama : MATA
KABUR
b)
Riwayat keluhan utama :
di alami sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa diketahui pak tara telah
pakai kacamata dan sudah sering di ganti,tetapi satu bulan terakhir kacamata
itu tidak membantunya lagi.
c)
Riwayat kesehatan
sekarang
-
P : Tn”T” mengalami
gangguan penglihatan kabur
-
Q : Tn”T” Mengatakan
penglihatan kabur sejak tiga tahun yang lalu.
-
R : penglihatan tampak
kabur dan kekeruhan pada lensa
-
S : sinar terang dapat
menyebabkan silau dan penglihatan menjadi tidak jelas.
-
T : Penglihatan di
rasakan sejak klien mengganti-ganti kacamata,tetapi pada saat klien mengganti
kacamata,tapi kacamata itu tidak membantunya lagi.
III.
Pemeriksaan
penunjang
a)
Visus mata kanan
counting finger pada jarak tiga meter
b)
lambaian tangan pada
jarak tiga meter
c)
pemeriksaan TIO
d) Tonometer
IV.
Klasifikasi
data
a. Data
subyektif
-
klien mengatakan
penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu
b. Data
obyektif
-
Adanya kekeruhan pada
lensa mata
-
Visus mata kanan
counting finger
-
Refleks pupil normal
V.
Analisa
data
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
Ds
:
Klien mengatakan
penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu
Do
:
-
Adanya kekeruhan pada
lensa mata
|
|
Perubahan
sensori perseptual ( visual )
|
Ds.
:
Klien mengatakn
penglihatannya kabut sejak tiga tahun yang lalu
Do
:
-
Visus mata kanan
counting finger
-
Refleks pupil normal
|
|
Resiko
cedera
|
VI.
Diagnosa
kep
1. Gangguan
sensori perseptual ( visual ) b/d kekeruhan pada lensa mata
( Marilynn E.Doenges.”RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN”edisi 3 Hal.416)
2. Resiko
cedera ditandai dengan penurunan visus ( hal.428 )
VII.
Intervensi
dan kriteria hasil
Dx
1 : gangguan sensori perseptual (visual) b/d
kekeruhan pada lensa
·
Intervensi ( NIC )
Mengumpulkan dan
menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi akibat
kekeruhan pada lensa.( hal.693)
·
Kriteria Hasil ( NOC )
-
Mengenal gangguan
sensori untuk berkompensasi terhadap perubahan
-
Mengompensasi defisit
sensori dengan memaksimalkan indra yang tidak rusak. (hal.690-691)
Dx
2 : resiko cedera ditandai dengan penurunan
visus
Tujuan : tidak terjadi
cedera atau gangguan visual
·
Intervensi ( NIC )
Membantu dalam menerima
dan mempelajari metode alternatif agar dapat hidup dengan penurunan kamampuan
melihat. (hal.431)
·
Kriteria hasil ( NOC )
hal.430-431 )
-
Mengembangkan strategi
pengendalian resiko yang efektif
-
Memodifikasi gaya hidup
untuk mengurangi resiko
-
Mengidentifikasi resiko
yang meningkatkan kerentanan terhadap cedera
-
Menghindari cedera
fisik