Sabtu, 22 Juni 2013

BAB 1
LAPORAN KASUS
SKENARIO 1
Tn’T’ seorang nelayan berumur 49 tahun mengeluhkan penglihatan kabur sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa di ketahui pak Tara telah pakai kacamata dan sudah sering di ganti  ,tetapi satu bulan terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.dokter yang memeriksa mata pak tara menemukan bahwa visus mta kanan counting vinger,pada jarak 3 meter dan mata kiri hanya bisa melihat lambaian tangan saja,refleks pupil normal ,pada pemeriksaan tekanan intra okuler kedua mata dengan tonometer didapatkan dalam batas normal.

A.       KLARIFIKASI KATA-KATA KUNCI
1.      Nama   : Tn” T “
2.      Umur   : 49 tahun
3.       Visus
4.      Counting finger
5.      Refleks pupil
6.      Tekanan intra okuler
7.      Tonometer

B.                PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1.      Apakah faktor usia dapat mempengaruhi penglihatan?
2.      Jelaskan penyebab penglihatan kabur dan cara mengatasinya ?
3.      Penyakit apa yang menyebabkan penglihatan kabur :
§  Defenisi dalam penyakit tersebut
§  Etiologi
§  Tanda dan gejalah
§  Patofisiologi
§  Klsifikasi
§  Komplikasi
§  Pencegahan
§  Penatalaksanaan
4.      Apa yang di maksud dengan visus ,TIO,refleks pupil
Klasifikasi data :
ü  Vos : counting finger pada jarak 3 meter
ü  Vod : lambaian tangan pada jarak 3 meter
-            Refleks pupil normal
-            TIO : Kedua mata normal
5.      Penyakit apa yang di derita oleh Tn “ T “  dari data di atas :
§  Penegrtian dari penyakit tersebut :
§  Etiologi
§  Tanda dan gejalah
§  Patofisiologi
§  Klasifikasi
§  Komplikasi
§  Pencegahan
§  Penatalaksanaan
6.      Diagnosa medis
7.      ASKEP Tn “ T “
8.       
C.  JAWABAN-JAWABAN PENTING
1.      Apakah faktor usia dapat dapat mempengaruhi penglihatan ?
Jawab :
 ya’sebab,Dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh.



2.         Jelaskan penyebab penglihatan kabur dan cara mengatasinya ?
Jawab :
penyebab penglihatan kabur yaitu katarak,katarak juga merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan.katarak biasanya mengenai kedua mata dengan ketebalan kekeruhan tidak selalu sama.bila katarak terjadi pada bagian tepi lensa maka tajam penglihatan tidak akan mengalami perubahan,akan tetapi bila letak kekeruhan di tengah lensa maka penglihatan tidak akan menjadi jernih.bila telah terbentuk katarak yang menutupi pupil telah sedemikian keruh dan tidak bening akan dapat mengganggu penyaluran sinar masuk selaput jala lebih nyata.katarak akan menghalangi sinar masuk ke dalam,sehingga terjadi penurunan tajam penglihatan.membaca diwaktu malam hari penglihatan akan silau terhadap sinar yang datang.( prof.dr.sidarta ilyas.DSM “ KATARAK “ hal.7-11)

Cara mengatasinya :
Perubahan kacamata dengan penambahan kekuatan atau dengan memakai kaca pembesar dapat mengatasi sementara penglihatan yang berkurang akibat katarak.pembedahan dengan membersihkan atau mengangkat lensa yang keruh (katarak)dan mengganti dengan lensa pangganti merupakan tindakan pengobatan terhadap katarak.(prof.dr.sidarta ilyas.DSM”KATARAK” hal.19)
3.      Penyakit apa yang meneybabkan penglihatan kabur ?
Jawab :
a)             Miopia
Ø   Pengertian
Pada miopia panjang bola mata anteroposterior  dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat,malahan melihatan terlalu dekat.sedangkan melihat jauh kabur atau di sebut pasien adalah rabun jauh.
Ø   Etiologi
Etiologi miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain :
ü Genetika (Herediter)
Penelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang biasanya bersifat poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian pada pasangan kembar monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita miopia, terdapat risiko sebesar 74 % pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan perbedaan kekuatan lensa di bawah 0,5 D.
ü Nutrisi
Nutrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi. Penelitian di Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang berat terdapat prevalensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang tinggi.
ü Tekanan Intraokuler
Peningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga dapat menyebabkan jaringan sklera teregang. Hal ini ditunjang oleh penelitian pada monyet, yang mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di bawah. Pada monyet-monyet tersebut ternyata timbul miopia.
Ø Tanda dan Gejala
Gejala-gejala dari miopia adalah penglihatan yang buram jika melihat jauh. Banyak penderita, terutama anak-anak yang tidak sadar akan kelainannya. Kelainan tersebut baru terdeteksi ketika sekolah mengadakan pemeriksaan mata. Keluhan lain yang sering dirasakan adalah mata lelah (astenopia). Namun keluhan sakit kepala lebih jarang dibandingkan dengan hipermetropia. Penderita miopia juga sering memicingkan matanya agar penglihatannya lebih jelas. Mekanismenya serupa dengan mekanisme Pin Hole Test yaitu mengurangi aberasi cahaya yang terjadi. Seseorang dengan miopia juga selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang akan dilihatnya. Penderita miopia biasanya senang membaca, apakah hal ini disebabkan kemudahan untuk membaca dekat, belum diketahui dengan pasti
Ø klasifikasi miopia :
ü Miopia refraktif : bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.sama dengan miopia bias atau miopia indeks,miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.
ü Miopia aksial : miopia akibat panjangnya sumbu bola mata,dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.
Menurut derajat beratnya miopia di bagi dalam :
a.    Miopia ringan,dimana miopia kecil daripada 1-3 doptri
b.   Miopia sedang dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri
c.    Miopia berat atau tinggi,dimana miopia lebih besar dari 6 doptri
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :
a.    Miopia stasioner,miopia yang menetap setelah dewasa
b.   Miopia progresif,miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata
c.    Miopia maligna,miopia yang berjalan progresif,yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisosa = miopia maligna = miopia degeratif.miopia degeratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil di sertai dengan atrofi koritotina.Atrofi retina berjalan kemudian kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina
Ø Pengobatan
     Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal,sebagai contoh bila pasien di koreksi dengan -3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6,dan demikian juga bila di beri S-3.25,maka sebaiknya di berikan lensa koreksi – 3.0 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi





b)  Hipermetropia
Ø Pengertian
Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.pada hipermetroipia sinar sejajar di fokuskan di belakang makula tutea.pasien dengan hipermetropia sering di sebut sebagai pasien rabun dekat.pasien dengan hipertmetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya lelah akut dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk meihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula.

Ø Etiologi
                                                      1.            Hipermetropia sumbu atau hepertmetropia aksial merupakan refraksi akibat bola mata pendek,atau sumbu anteroposterior yang pendek.
                                                   2.                  Hipermetropia kurvatur,dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang retina
                                                3.            Hepermetropia refraktif,dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata.

Ø Gejalah
Gejalah yang di temukan pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur,sakit kepala,silau,dan kadang rasa juling atau lihat ganda. hilang jika kerjaan itu dihindari.Mata dan kelopak mata bisa menjadi merah dan bengkak secara kronis, Mata terasa berat bila ingin mulai membaca, dan biasanya tertidur beberapa saat setelah mulai membaca walaupun tidak lelah. Bisa terjadi ambliopia

Ø Klasifikasi
§    Hipermetropia manifes
           Ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal
§    Hipermetropia absolut
           Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomondasi dan memrlukan kacamata positif untuk melihat jauh.
§    Hipermetropia fakultif 
           Dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomondasi ataupun dengan kaca mata positif,pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultif akan melihat norma tanpa kacamata yang bila di berikan kacamata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat.hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomondasi disebut sebagai hipermetropia  fakultatif.
§    Hipermetropia laten
           Dmana kelainan hepermetropia tanpa sikloplegia (atau dengan obat yang melemahkan akomondasi) diimbangi seluruhnya dengan akomondasi.hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan sikloplegia.makin mudah makin besar komponen hipermetropia laten seseorang.makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomondasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut.hipermetropia laten sehari-hari diatas pasien dengan akomondasi terus-menerus,terutama bila pasien maih muda dan daya akomondasinya masih kuat
§    Hipermetropia total
           Hipermetropia yang ukurannya di dapatkan sesudah diberikan sikloplegia.
Contoh pasien hipermetropia :
-                   Pasien usia 25 tahun,dengan tajam penglihatan 6/20
-                   Dikoreksi dengan sferis+2.00       6/6
-                   Dikoreksi dengan sferis + 2.50              6/6
-                   Dikoreksi dengan sikloplegia,sferis + 5.00          6/6
Maka pasien ini mempunyai :
-                   Hipermetropia absolut sferis + 2.00
-                   Hipermetropia manifes sferis + 2.50
-                   Hipermetropia fakultatif sferis (+2.50)-(+2.00)=+0.50
-                   Hipermetropia laten sferis + 5.00 –(+2.50)=+2.50
Ø Komplikasi
-       Strabismus
-          Mengurangi kualitas hidup
-       Kelelahan mata dan sakit kepala

Ø Pengobatan
     Pengobatan hipermetropia adalah di berikan koreksi hipermetropia manifes dimana tanpa siklopegia di dapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (6/6).bila terdapat juling atau esotropia diberikan kacamata koreksi hipemetropia total.bila terdapat tanda atau bakat juling keluar(eksoforia)maka diberikan kacamata koresi positif kurang.
     Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kacamata steris positif terkuat atau lensa positif terbesaryang masih memberikan tajam penglihatan maksimal.bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan +3.25 memberikan ketajaman penglihatan 6/6,maka diberikan kacamata +3.25.hal ini untuk memberikan istirahat pada mata.
c)   Afaksia
§  Pengertian
     Afaksia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi.karena pasien memerlukan pemakaian lensa tebal.
-       Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% d banding normal
-       Terdapat efek prisma lensa tebal,sehingga benda terlihat seperti melengkung.
-       Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in the box,dimana bagian yang jelas terlihatn hanya pada sentral,sedang penglihatan tepi kabur
§  Tanda dan gejalah
Adapun tanda dan gejalah tersebut adalah :
-       Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% d banding normal
-       Terdapat efek prisma lensa tebal,sehingga benda terliha  t seperti melengkung.
-       Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack in the box,dimana bagian yang jelas terlihatn hanya pada sentral,sedang penglihatan tepi kabur.

§  Pengobatan
Pengobatan dengan pasien afaksia harus di berikan :
-       Pusat lensa yang di pakai letaknya tepat pada tempatnya
-       Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakain lensa afaksia
-       Bagian tepi lensa tidak menggangu lapang pandangan
-       Kacamata tidak terlalu berat.
d)  Astigmatisme
ü Pengertian
Terminologi astigmatisme berasal dari Bahasa Yunani yang bermaksud tanpa satu titik.dimana astimatisme yaitu berkas sinar tidak di fokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.pada mata dengan astigmatisme lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea.lebih panjang daripada jari-jari meridian yang tegak lurus padanya.

ü Etiologi
     Mata mempunyai 2 bagian untuk memfokuskan bayangan – kornea dan lensa. Pada mata yang bentuknya sempurna, setiap elemen untuk memfokus mempunyai kurvatura yang rata seperti permukaan bola karet. Kornea atau lensa dengan permukaan demikian merefraksikan semua sinar yang masuk dengan cara yang sama dan menghasilkan bayangan yang tajam terfokus pada retina. 24
                           jika permukaan kornea atau lensa tidak rata, sinar tidak direfraksikan dengan cara yang sama dan menghasilkan bayangan-bayangan kabur yang tidak terfokus pada retina.
                           Astigmatisme bisa terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain, termasuk:
a.     Miopia. Ini terjadi bila kurvatura kornea terlalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang dari normal. Bayangan terfokus di depan retina dan menyebabkan objek dari jauh terlihat kabur.
b.   Hiperopia. Ini terjadi jika kurvatura kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari normal. Bayangan terfokus di belakang retina dan menyebabkan objek dekat terlihat kabur. Biasanya astigmatisme terjadi sejak lahir.Astigmatisme dipercayai diturunkan dengan cara autosomal dominan. Astigmatisme juga bisa terjadi setelah trauma atau jaringan parut pada kornea, penyakit mata yang termasuk tumor pada kelopak mata, insisi pada kornea atau karena faktor perkembangan. Astigmatisme tidak menjadi lebih parah dengan membaca di tempat yang kurang pencahayaan, duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau menjadi juling.
Jika distorsi terjadi pada kornea, disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi terjadi pada lensa, disebut astigmatisme lentikular.
Astigmatisme juga bisa terjadi karena traksi pada bola mata oleh otot-otot mata eksternal yang merubah bentuk sklera menjadi bentuk astigma, perubahan indeks refraksi pada vitreous, dan permukaan yang tidak rata pada retina

4.      Apa yang di maksud dengan visus,TIO, refleks pupil
Jawab :
1)      Visus ( ketajaman penglihatan) merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.
Interpretasi : Visus normal : 6/6
x : jarak penderita dg snellen
y : jarak,dimana org normal dpt melihat
tulisan dlm snellen
2)      TIO ( tekanan intra okuler ) adlah
3)      Refleks pupil( pupillary reflex) adalah kontraksi pupil setelah aplikasi cahaya, suara keras atau stimulus lainnya


5.      Penyakit apa yang di derita oleh Tn”T”
Jawab : “ KATARAK”


1.      DEFENISI
                           Katarak berasal dari bahasa yunani katarr hakies, dari inggris catarct dan latin cataratca yang berarti air terjun, dan dalam bahasa indonesia di sebut bular  dimna penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa mata yang keruh. (hal 204,ilmu penyakit mata,prof.Dr.h.sidarta ilyas,spm)
                           Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (spinghouse co). (hal 128, asuhan keperawatan klien gangguan mata, Ns indriana N.istiqma,Skp)
                           Katarak merupakan keadaan lensa mata keruh yang biasanya bening dan transparan. Lensa yang terletak di belakang manik mata bersifat membiaskan dan memfokuskan cahaya pada retina atau selaput jalah pada bintik kuningnya. Bila lensa menjadi keruh atau katarak, cahaya tidak dapat difokuskan pada bintik kuning dengan bak sehingga penglihatan menjadi kabur. (hal 03, katarak, prof.Dr..sidarta ilyas,spm).

2.              ETIOLOGI
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan.berbagai faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti : diabetes melitus, sinar ultraviolet B dari cahaya matahari, dan radang menahun didalam bola mata. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes melitus dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.
               Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut sebagai katarak traumatik.
                        Katarak di temukan oleh beberapa faktor :
~        Fisik
~        Kimia
~        Penyakit predisposisi
~        Genetik dari gangguan perkembangan
~        Infeksi virus dimana pertumbuhan janin
~        Usia
Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara  progresif.kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan,sehingga pupil akan berwarna putih dan abu-abu pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam dan tingkat.kekruhan ini juga dapat di temukan pada berbagai glokalisasi dilensa seperti korteks dan nukleus.

3.    TANDA DAN GEJALAH
Ø  Pandangan mata yang kabur,surah atau seperti ada bayangan awan atau asap. Noda putih yang semakin berkembang akan mengalami pandangan mata menjadi kabur.
Ø  Sulit melihat pada malam hari
Ø  Sensitif pada cahaya
Ø  Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar
Ø  Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
Ø  Sering meenggati kacamata atau lnsa ontak karna ketidaknyamanan tersebut.
Ø  Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat
Ø  Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata

4.    PATOFISIOLOGI
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting.katarak merupakan kondisi penurunan pengambilan oksigen, penurunan air, peningktan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru di produksi di korteks, serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata.
Ganguan metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Paa ganguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna (hal.135, ASKEP GANGGUAN MATA, Ns. Indriana N. Istiqma Skp.)


1.      KLASIFIKASI
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :
§   Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun
§   Katarak rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus. Terdapat 2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara atau kekeruhan diluar nuklear yaitu kortes anterior, dan posterior.
§     Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang mudah yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan dan merupakan lanjutan dari katarak kongenital
§     Katarak senil
Adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun
§  Katarak komplikata
Adalah katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intraokular,iskemia okular,nekrosis anterior segmen, buftalmos akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.
§  Katarak diabetes
Adalah katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes
§  Katarak sekunder
Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsular atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa.
(hal.205-214 ilmu penyakit mata, prof.dr. H sidarta ilyas. SPM)

2.     KOMPLIKASI
Adapun komplikasi katarak yaitu :
Ø  Terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea sehingga menimbulkan reaksi radang atau alergi.
Ø  Glaukoma terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga mengganggu aliran mata bilik depan. ( HAL 130, ASKEP gangguan mata Ns.indriana N,Istiqomah S.kep)

3.         PENCEGAHAN
Adapun pencegahannya yaitu :
1.      Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
2.       Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
3.       Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.
4.      Mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit C, vit A dan vit E
5.      Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. 
6.      Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak

4.                   PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. 
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa, sehingga mengganggu  pekerjaan sehari hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti; glaukoma dan uveitis.
Komplikasi yang mungkin timbul akibat operasi adalah glaukoma, ablasio retina, perdarahan vitreus, infeksi, atau pertumbuhan epitel ke kamera okuli anterior.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.
Pembedahan
 katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1.             Pengangkatan lensa 
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
a)      Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
b)      Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
2.            Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.



OBAT UNTUK MENGHILANGKAN KATARAK
Walaupun telah berkembang berbagai tekhnologi bedah katarak sampai sekarang belum di temukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet,salep,tetes mata,dan gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak.








BAB 11
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS 1
            Tn” T” Seorang nelayan berumur 49 tahun mengeluhkan penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa diketahui pak tara telah pakai kacamata dan sudah sering di ganti,tetapi satu bulan terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.Dokter yang memeriksa pak tara menemukan bahwa visus mata kanan counting finger pada jarak tiga meter dan mata kiri hanya bisa melihat lambaian tangan saja,refleks pupil normal,pada pemeriksaan tekanan itra okuler kedua mata dengan tonometer di dapatkan batas normal.           
         I.          Pengkajian
Nama klien               : Tn”T”
Umur                        : 49 tahun
Jenis kelamin            : laki-laki
Pekerjaan                  : nelayan
  II.              Riwayat kesehatan
a)      Keluhan utama : MATA KABUR
b)      Riwayat keluhan utama : di alami sejak tiga tahun yang lalu.dari anamnesa diketahui pak tara telah pakai kacamata dan sudah sering di ganti,tetapi satu bulan terakhir kacamata itu tidak membantunya lagi.
c)      Riwayat kesehatan sekarang
-          P : Tn”T” mengalami gangguan penglihatan kabur
-          Q : Tn”T” Mengatakan penglihatan kabur sejak tiga tahun yang lalu.
-          R : penglihatan tampak kabur dan kekeruhan pada lensa
-          S : sinar terang dapat menyebabkan silau dan penglihatan menjadi tidak jelas.
-          T : Penglihatan di rasakan sejak klien mengganti-ganti kacamata,tetapi pada saat klien mengganti kacamata,tapi kacamata itu tidak membantunya lagi.

III.          Pemeriksaan penunjang
a)        Visus mata kanan counting finger pada jarak tiga meter
b)        lambaian tangan pada jarak tiga meter
c)        pemeriksaan TIO
d)       Tonometer

IV.                   Klasifikasi data
a.       Data subyektif     
-          klien mengatakan penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu

b.      Data obyektif
-          Adanya kekeruhan pada lensa mata
-          Visus mata kanan counting finger
-          Refleks pupil normal

V.                   Analisa data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Ds :
Klien mengatakan penglihatannya kabur sejak tiga tahun yang lalu

Do :
-          Adanya kekeruhan pada lensa mata



Perubahan sensori perseptual ( visual )
Ds. :
Klien mengatakn penglihatannya kabut sejak tiga tahun yang lalu

Do :
-          Visus mata kanan counting finger
-          Refleks pupil normal




Resiko cedera





VI.              Diagnosa kep
1.      Gangguan sensori perseptual ( visual ) b/d kekeruhan pada lensa mata
( Marilynn E.Doenges.”RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN”edisi 3 Hal.416)
2.      Resiko cedera ditandai dengan penurunan visus ( hal.428 )

VII.                        Intervensi dan kriteria hasil
Dx 1 : gangguan sensori perseptual (visual) b/d kekeruhan pada lensa
·           Intervensi ( NIC )
Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi akibat kekeruhan pada lensa.( hal.693)
·           Kriteria Hasil ( NOC )
-          Mengenal gangguan sensori untuk berkompensasi terhadap perubahan
-          Mengompensasi defisit sensori dengan memaksimalkan indra yang tidak rusak. (hal.690-691)


Dx 2 : resiko cedera ditandai dengan penurunan visus
Tujuan : tidak terjadi cedera atau gangguan visual

·         Intervensi ( NIC )
Membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternatif agar dapat hidup dengan penurunan kamampuan melihat. (hal.431)

·         Kriteria hasil ( NOC ) hal.430-431 )
-        Mengembangkan strategi pengendalian resiko yang efektif
-        Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko
-        Mengidentifikasi resiko yang meningkatkan kerentanan terhadap cedera
-        Menghindari cedera fisik